Jumat, 08 Oktober 2010

-CREDIT UNION-

Credit Union

Pengertian
Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri.

3 Prinsip Utama
Koperasi kredit memiliki tiga prinsip utama yaitu:
1) azas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya)
2) azas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota)
3) azas pendidikan dan penyadaran (membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman).

Konsep
Konsep CU adalah masyarakat yang menjadi anggota, membayar iuran wajib, simpanan pokok, dan menabung. Tabungan itu akan menjadi jaminan untuk meminjam dalam jumlah yang masih wajar. Yang boleh meminjam hanya anggota, tidak boleh orang luar.

Sejarah Credit Union
Sejarah koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan.
Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat.
Kemudian tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.
Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm Raiffeisen merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin.
Ternyata derma tak memecahkan masalah kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin.
Raiffeisen tak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.
Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: “kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam.”
Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya.
Credit Union yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman, bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia.
Sejarah koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan.
Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat.
Kemudian tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.
Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm Raiffeisen merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin.
Ternyata derma tak memecahkan masalah kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin.
Raiffeisen tak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.
Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: “kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam.”
Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya.
Credit Union yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman, bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia.

Senin, 04 Oktober 2010

MICROCREDIT

Apakah Benar Kredit Mikro Sangat Membantu Orang Miskin?

Sejak adanya kredit mikro yang pertama, mulai menangkap perhatian publik 25 tahun yang lalu, alur ceritanya bahwa kredit mikro adalah alat yang luar biasa kekuatannya untuk mengangkat orang-orang miskin terutama para perempuan untuk keluar dari kemiskinan, dengan pendanaan usaha mikro mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan mereka. Gambaran ini telah ditopang oleh ratusan cerita inspirasi usaha mikro yang menggunakan pinjaman kecil untuk memulai atau memperluas bisnis mereka, dan pengalaman yang untung luar biasa tidak hanya dalam pendapatan dan konsumsi, tetapi juga di bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan sosial.

Sebuah Klaim yang meragukan

Sayangnya, pengujian ilmiah untuk dampak dari kredit mikro sangat menyulitkan. Jika seseorang yang mendapatkan kredit mikro akan melakukan hal yang lebih baik daripada mereka yang tidak, apakah ini berarti pinjaman disebabkan oleh perbaikan? Mungkin tidak. Ada beberapa penjelasan yang masuk akal.
Misalnya, orang-orang yang mengajukan permohonan dan mendapatkan pinjaman mungkin memiliki lebih banyak dorongan dan ambisi, dalam hal ini mereka mungkin akan cenderung untuk melakukan yang lebih baik daripada yang lain. Apakah mereka mendapatkan pinjaman atau tidak.

Puluhan studi telah melihat pengalaman orang-orang yang telah menerima kredit mikro. Tantangannya adalah mengidentifikasi kelompok control untuk perbandingan: sulit dan mahal untuk menemukan sekelompok orang seperti pinjaman penerima dalam segala hal yang terkait kecuali tidak mendapatkan pinjaman. Sampai baru-baru ini, sebagian besar beberapa studi yang ditujukan tantangan ini serius ditemukan bahwa kredit mikro dihasilkan penting ekonomi dan sosial. Tapi selalu ada kontroversi tentang validitas dari analisis studi.
Dalam tiga tahun terakhir, beberapa peneliti telah mulai menggunakan percobaan terkontrol acak (RCT) untuk menguji dampak keuangan mikro. Mereka memilih sebagian besar kelompok subjek penelitian sehingga saat itu dibagi secara acak, kedua sub kelompok dapat dianggap secara statistik identik. Subkelompok pertama mendapat pinjaman, sub kelompok kedua tidak. Jika salah satu subkelompok mempunyai pengalaman yang lebih baik dari hasil yang lain, peneliti cukup yakin bahwa itu adalah karena pinjaman, karena pinjaman tersebut hanya perbedaan antara kelompok.

Sejauh ini beberapa studi RCT yang dipublikasikan tentang keuangan mikro telah mampu melacak hasil jangka pendek saja. Dua yang tampak pada standar kredit mikro klien dalam waktu yang singkat (12-18 bulan) tidak menemukan bukti perbaikan pendapatan rumah tangga atau konsumsi, meskipun mereka menemukan beberapa manfaat lainnya (Banerjee, tulisan Duflo, Glennerster, dan Kinnan 2009 dan Karlan dan Zinman 2009)
Menariknya,studi RCT satunya keuangan mikro sejauh yang ditemukan peningkatan kesejahteraan jangka pendek tampak di tabungan mikro, bukan kredit mikro (Dupas danRobinson 2009). Sebuah RCT ditemukan di Afrika Selatan peningkatan pendapatan dari kecil, bunga tinggi
konsumen pinjaman, tetapi pinjaman tersebut biasanya tidak
dianggap sebagai keuangan mikro (Karlan dan Zinman 2008). (Lihat Lampiran untuk ringkasan singkat keempat RCT) lebih Banyak studi ini,
termasuk terutama lagi yang panjang, akan diperlukan sebelum kesimpulan umum dapat ditarik. Untuk saat ini, tampaknya ringkasan jujur bukti untuk mengatakan bahwa kita hanya tidak tahu apakah kredit mikro atau bentuk lainnya keuangan mikro yang membantu untuk mengangkat jutaan orang keluar kemiskinan.

Tapi, apakah dampak tersebut dalam
tempat yang tepat?

Jika nilai proposinya hanya dalam keuangan mikro adalah klaim bahwa hal itu meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan konsumsi dengan dana usaha mikro mereka, maka mungkin akan lebih baik untuk donor, pemerintah, dan investor sosial untuk mendeklarasikan moratorium pada dukungan keuangan mikro sampai ada bukti lebih baik untuk berpikir bahwa klaim tersebut benar. Tapi sebelum mencapai kesimpulan bahwa, kita perlu untuk melangkah mundur dan melihat lebih luas bagaimana masyarakat miskin benar-benar menggunakan jasa keuangan seperti kredit dan tabungan, dan mengapa mereka menghargai mereka. Luar biasa baru buku, Portofolio Orang Miskin: Bagaimana Dunia Miskin Live pada $ 2 Hari (Collins, Morduch, Rutherford, dan Ruthven 2009), menyajikan hasil keuangan tahun buku harian lama
dikumpulkan sekitar dua kali sebulan dari ratusan pedesaan dan perkotaan rumah tangga di India, Bangladesh, dan Selatan Africa.3 buku harian ini mengungkapkan bahwa instrumen keuangan adalah alat survival kritis untuk rumah tangga miskin memang, bahwa alat ini bahkan lebih penting bagi orang miskin dibandingkan dengan orang kaya.